Mata Kosmis, Bentara Budaya Bali


Sebuah pameran tunggal drawing bertajuk ‘Mata Kosmis Wirantawan’ (Wirantawan’s Cosmic EYE) digelar Bentara Budaya Bali, menghadirkan karya eksploratif Putu Wirantawan sepanjang kurun 2008 hingga 2012. Melalui teknik drawing dengan medium pensil serta seluruhnya menggunakan kertas, terefleksikan suatu upaya meraih bentuk-bentuk surealistik dari kosmos sekaligus mencerminkan wujud-wujud imajiner yang mengingatkan kita pada cahaya matahari, air, genangan api, dan ragam visual alam batin khas Wirantawan. Karya-karyanya adalah suatu lompatan kreatif yang telah dimulai sejak tahun 2003, ketika perupa ini secara sadar meninggalkan bentuk-bentuk figuratif pada lukisan-lukisan cat minyak dan acrylic-nya. Ketekunannya untuk mendalami drawing ini tercermin pada ribuan sketsa yang akan turut serta dipamerkan, menunjukan pula betapa teknik ini merupakan gabungan kerja kreatif yang bersifat spontan maupun terukur, serta mencirikan suatu ragam kebebasan berekspresi dengan hasil karya yang tergolong fantastik.

Karya-karyanya terbilang sugestif dan imajinatif, terdiri dari sepuluh judul terpilih yang merangkum ratusan panel karya dua dimensi. Karya-karya tersebut dikerjakan melalui proses waktu yang panjang, bahkan satu karyanya yang berjudul Tebaran Energi Sejati (terdiri dari sembilan panel berukuran 1260 cm x 291,5 cm) digarap selama lebih dari empat tahun. Melalui pilihan teknik dan bentuk drawing inilah, Putu Wirantawan yang telah pameran di sekian negara, berhasil meraih berbagai award, semisal Juara I Jakarta Art Award (2010). Karya-karyanya juga dikoleksi di The National Taiwan Museum of Fine Art, Museum der Weltkulturen, Frankfurt, Jerman dan Silpakorn University, Bangkok, Thailand, dll.

Putu Wirantawan lahir di Negara, Jembrana-Bali, 14 April 1972, lulus ISI Yogyakarta tahun 2005. Semenjak masa kuliah, ia kerap pameran tunggal dan bersama, serta meraih penghargaan atas karya-karya seni rupanya. Selain mengikuti pameran penting di Indonesia, ia juga turut dalam pameran di luar negeri, misalnya di Bangkok, Taiwan, Jerman, New York, Singapura, dan lain-lain.

Sebuah pameran tunggal drawing bertajuk ‘Mata Kosmis Wirantawan’ (Wirantawan’s Cosmic EYE) digelar Bentara Budaya Bali, menghadirkan karya eksploratif Putu Wirantawan sepanjang kurun 2008 hingga 2012. Melalui teknik drawing dengan medium pensil serta seluruhnya menggunakan kertas, terefleksikan suatu upaya meraih bentuk-bentuk surealistik dari kosmos sekaligus mencerminkan wujud-wujud imajiner yang mengingatkan kita pada cahaya matahari, air, genangan api, dan ragam visual alam batin khas Wirantawan. Karya-karyanya adalah suatu lompatan kreatif yang telah dimulai sejak tahun 2003, ketika perupa ini secara sadar meninggalkan bentuk-bentuk figuratif pada lukisan-lukisan cat minyak dan acrylic-nya. Ketekunannya untuk mendalami drawing ini tercermin pada ribuan sketsa yang akan turut serta dipamerkan, menunjukan pula betapa teknik ini merupakan gabungan kerja kreatif yang bersifat spontan maupun terukur, serta mencirikan suatu ragam kebebasan berekspresi dengan hasil karya yang tergolong fantastik.

Karya-karyanya terbilang sugestif dan imajinatif, terdiri dari sepuluh judul terpilih yang merangkum ratusan panel karya dua dimensi. Karya-karya tersebut dikerjakan melalui proses waktu yang panjang, bahkan satu karyanya yang berjudul Tebaran Energi Sejati (terdiri dari sembilan panel berukuran 1260 cm x 291,5 cm) digarap selama lebih dari empat tahun. Melalui pilihan teknik dan bentuk drawing inilah, Putu Wirantawan yang telah pameran di sekian negara, berhasil meraih berbagai award, semisal Juara I Jakarta Art Award (2010). Karya-karyanya juga dikoleksi di The National Taiwan Museum of Fine Art, Museum der Weltkulturen, Frankfurt, Jerman dan Silpakorn University, Bangkok, Thailand, dll.

Putu Wirantawan lahir di Negara, Jembrana-Bali, 14 April 1972, lulus ISI Yogyakarta tahun 2005. Semenjak masa kuliah, ia kerap pameran tunggal dan bersama, serta meraih penghargaan atas karya-karya seni rupanya. Selain mengikuti pameran penting di Indonesia, ia juga turut dalam pameran di luar negeri, misalnya di Bangkok, Taiwan, Jerman, New York, Singapura, dan lain-lain.

source: press release bentara budaya

——————————————————————————————————————————————

A solo exhibition of drawings entitled ‘Mata Kosmis Wirantawan’ (Wirantawan’s Cosmic EYE) held in Bentara Budaya Bali, Putu Wirantawan present exploratory artwork during the period of 2008 to 2012. Through the medium of  drawing pencil techniques as well as using paper entirely, reflected an effort to achieve surrealistic forms of the cosmos as well as reflecting the imaginary beings that remind us of the light of the sun, the water, the pool of fire, and a range of distinctive visual Wirantawan’s inner nature. His works are a creative leap that has been started since 2003, when the artist is consciously leave forms figurative paintings in oil and acrylic her. Diligence to explore drawing is reflected in the thousands of sketches that will participate on display, also shows how this technique is a combination of creative work that is spontaneous and scalable, and characterize a range of freedom of expression with the work that was quite fantastic.

His works are somewhat suggestive and imaginative, consists of ten titles that summarize hundreds panel selected two-dimensional works. The works are done through a process of time, even a scattering of his work entitled ‘Tebaran Energi Sejati’ (consisting of nine panels measuring 1260 cm x 291.5 cm) worked for more than four years. Through the choice of techniques and forms of this drawing, Putu Wirantawan had exhibitions in so many countries, won many awards, such as the Jakarta Art Award Winner (2010). His works are also collected at the National Taiwan Museum of Fine Art, Museum der Weltkulturen, Frankfurt, Germany and Silpakorn University, Bangkok, Thailand, etc..

Putu Wirantawan born in the Negara, Jembrana-Bali, 14 April 1972, passed the ISI Jogja in 2005. Since his college career, he often solo and joint exhibitions and won awards for art works apparently. In addition to the important exhibitions in Indonesia, he also participated in exhibitions abroad, such as in Bangkok, Taiwan, Germany, New York, Singapore, and others.

 

Leave a comment